Wednesday, July 6, 2011

Isra Mi'raj (part 1)

Hey guys! Bertemu lagi dengan Sunnia dimari. Apakabarnyaaaargh? Semoga selalu sehat, cantik, dan cute seperti saya. (maaf, curhat)

Kissers, beberapa hari yang lalu kita baru aja nglewatin sebuah hari yang, wah, istimewa banget deh. Hari dimana seseorang jadi panutan kita dr 1400 tah

un yang lalu sampe hari kiamat nanti, d undang sama Dzat yg paling istimewa buat bertemu secara langsung. I know you all are wondering. Yup, you’re right. Isra’ Mi’raj-nya Nabi Muhammad SAW, yang terjadi pada 27 Rajab (masehinya 29 Juni kemaren). Dan gue punya sebuah cerita menarik tentang perjalanan isra dan mi’raj nya Nabi Muhammad SAW, diceritakan oleh Ustazah Halimah Alaydrus, yg gue dapet selama 3 hari gue sanlat d Rancamaya. Mohon ralatnya kalo ada yang salah2 ya teman2 J

Pada tahun ke-11 dari kenabian Nabi Muhammad SAW, yang kira2 pd saat itu beliau berusia 51 tahun, Nabi Muhammad mendapatkan undangan

khusus dr pencipta kita, Allah SWT, untuk bertatap langsung dengan-Nya. Adakah alasan dibalik itu semua? Jelas ada. Pada tahun ke-10 dr kenabiannya, Nabi Muhammad mengalami kejadian yang mengguncang dirinya, yaitu meninggalnya 2 orang yang sangat dicintai dan memegang peran penting dalam hidup Nabi Muhammad. Ya, meninggalnya paman nabi, Abu Thalib, serta istri yang amat dicintainya, Sayyidah Khadijah.

Seperti yang udah kita tau, ayah Nabi Muhammad, Abdullah, meninggal saat Nabi Muhammad dalam kandungan ibunya, Aminah, sedangkan sang ibu sendiri meninggal saat Muhammad kecil berusia 6 tahun. Setelah kepergian kedua orang tuanya, Nabi Muhammad pun dirawat oleh sang kakek, Abdul Muthalib, selama 2 tahun, hingga Nabi Muhammad berusia 8 tahun. Akhirnya setelah sang kakek meninggal, Nabi Muhammad tinggal dan diasuh oleh pamannya, Abu Thalib.

Abu Thalib bukanlah orang kaya, beliau berasal dari keluarga miskin dengan 10 anak. Bayangin aja, anaknya sendiri aja udah 10. Ditambah lagi oleh Muhammad kecil jadi total ada 11 anak dalam rumah Abu Thalib yang harus diurus dan diberi makan. Tapi gak berarti Abu Thalib pilih kasih, terus Muhammad kecil jd terlantar gitu. Justru, bisa dibilang, Abu Thalib ini lebih sayang sama Muhammad kecil dibandingin sama anak2 kandungnya karena Abu Thalib udah ngliat ada sesuatu yang istimewa sama Nabi Muhammad.

Abu Thalib ni merhatiin (kalo bahasa jawanya niteni) setiap dia bawa pulang makanan, kalo anak2nya dluan yang nyerbu (yasalam bahasanyeee.. nyerbu) Muhammad kecil ga ikutan nyerbu dan udah gitu pasti makanannya ga nutup buat yang lainnya. Maksudnya dapetnya Cuma dikit2, yang dapetnya dikit masih laper, yg ga kebagian apalagi, yang ga ikut nyerbu kyk Nabi Muhammad yawes wasalamualaikum. Tapi pernah pd suatu hari, Abu Thalib pulang dengan membawa makanan, lalu dia memanggil Muhammad kecil dan menyuruhnya untuk memakan makanan itu terlebih dahulu sebelum anak2nya dtg menyerbu (hahaha). Muhammad kecil pun makan sampai dirasa cukup, setelah itu anak2 dr Abu Thalib memakan makanan yang telah dimakan oleh Nabi Muhammad terlebih dahulu. Subhanallah-nya, kalo biasanya makanannya kurang bahkan ada yg ga kebagian, ini semua nya kedapetan, kenyang, dan bahkan masih sisa. Jadi sejak saat itu, setiap Abu Thalib bawa pulang makanan, maka yang pertama disuruhnya untuk makan adalah Nabi Muhammad.

Nabi Muhammad pada umur 11 tahun udah mulai bantu pamannya mencari uang dengan menggembalakan kambing milik orang lain. Terus wkt umur 25, Nabi Muhammad udah ikut pamannya berdagang (yang pada akhirnya bertemu dengan Khadijah binti Khuwailid, partnernya *halah*) selama berdagang, sikapnya Nabi Muhammad rupanya udah bikin Khadijah kepincut, hingga akhirnya Sayyidah Khadija duluan yang ‘ngelamar’ Rasul. Ajib ya? :D sayyidah Khadijah itu istri Rasul yang pertama dengan jarak usia cukup jauh, kurang lebih 15 tahun. Sayyidah Khadijah ini berasal dr keluarga yang kaya raya, namun demi membantu Nabi Muhammad di jalan Allah, maka Sayyidah Khadijah rela seluruh hartanya digunakan. Beliau lah yang selalu menemani suka dan duka Rasul dr mulai masih belum diangkat menjadi nabi dan rasul sampai akhirnya bisa mendampingi Muhammad sebagai seorang nabi dan rasul. Dan hanya dr beliau lah, lahir keturunan dr Rasulullah SAW, yaitu Sayyidah Fathimah, yang terus melanjutkan garis keturunannya hingga saat ini J masya Allah. Sayyidah Khadijah juga merupakan orang pertama dan wanita pertama yang ikut sebagai makmum pertama bagi Rasul, sesaat setelah perintah salat diturunkan (pembahasannya bakal gw ulas ntar. *asek*)

Oia masalah dagang berdagang, pernah suatu hari, setelah selesai berdagang, dalam perjalanannnya dr Syams ke Mekkah, Nabi Muhammad bersandar pada sebuah pohon yang rindang. Kebetulan gue lupa nyatet dimana lokasi pohon itu. Dan you know what, it’s the other part dr kekuasaannya Allah ya, pohon itu tetep hidup sampai saat ini dan bisa dipastikan bahwa pohon tersebut adalah pohon yang paling tua yang pernah ada didunia. Ya iyalah, bayangin aja, pohon mana yang bisa bertahan hidup selama lebih dr 1400 tahun? Katanya, beberapa ‘ulama seperti Hb Umar bin Hafidz dan Hb Ali Aljufri udah melihat langsung dan memastikan bahwa pohon tersebut memang benar pohon yang disandari Nabi dlm perjalanannya menuju Mekkah. Keren gak, tuh? Pohon aja, yang ga berakal, dikasih abadi sama Allah gara2 jadi senderannya Nabi Muhammad. Apalagi kalo kita ngidupin Nabi Muhammad d ati kita.. waaahh.. makin gede nikmat yng bakal Allah kasih buat kita :D

Oke, back to the topic. Jadi setelah meninggalnya 2 orang yang memegang peranan penting dlm hidup Rasulullah, beliau pun dilanda duka yang cukup lama, hingga Allah memberinya hiburan dengan mengundangnya langsung untuk bertemu.

Mau tau gimana kelanjutannya? Well, i’ll continue it tomorrow. Udah ngantuk nih :* catcha later, kissers!

@suncaaay.

2 comments:

Widiawan Winata said...

Ditunggu kelanjutan ceritanya... :)

Bagir Abunumay said...

lanjutane ndi? -__-