Saturday, June 19, 2010

Another Dialogue

aku mematut diri di depan cermin. sebuah kaca besar, yang sekelilingnya terdapat ukiran kayu indah, dengan detail yang mempesona. ya, aku melihat pantulan diri dalam keadaan sempurna. ujung kepala hingga ujung kaki. berbalut busana panjang, berwarna putih tulang. berhias benang perak berkilau, yang mebuat mata sedikit silau. namun hanya ada 1 kata yang terucap saat mendapati busana itu melekat di tubuhku. indah..

ya, sanggulan sempurna terbalut kain putih yang menutupi semua auratku. diatasnya, berdiam sekumpulan mawar putih yang dibawakan oleh seorang relasi dari belanda. untaian permata -ya, aku tau itu imitasi- menghiasi sekeliling mawar putih diatas kepalaku. ku benahi bunga mawar yang tergeser. sekarang pandanganku terpaku dibagian wajah. wajah yang sangat-amat-kukenali-sekali. wajah yang kulihat disetiap harinya. ya, wajahku. terbubuh bedak tebal sewarna kulit, menutup noda noda jerawat yang kuperoleh saat remaja. perona pipi berwarna merah muda membuat wajahku tampak segar. "eye shadow" berwarna merah muda dipadu hijau juga menghiasi mata lebarku, membuatnya tampak menakjubkan. garis garis mataku dipertajam dengan kehadiran "eye liner" sehingga mataku bertambah lebar adanya. namun tidak apa, bagian tubuh favoritku nomor 1 dalah mata. lalu lipstik berwarna merah muda, -sangan muda bahkan-, membuat bibirku tampak berkilauan saat cahaya menyorotiku.

"sayang, kamu udah siap?"
"hey, honey.." aku pun menghela nafas.
"kok lemes gitu?"
"well, im nervous.."
"c'mooooon.. everything gonna be okay. believe me.."
"aku musyrik dong kalo percaya sama kamu"
"kamu emang paling bisa deh kalo disuruh bercanda. makin cinta aku sama kamu my love" dia berusaha mengecup bibirku. aku menjauh
"belum apa-apa udah main nyosor begini.. dasar kamu"
"bibirmu menggoda. minta dicium!"
"gombal" aku berjalan kembali ke arah cermin.
"enggak, aku beneran kok. gak gombal. suer!"
"hey, kamu cinta sama aku enggak?"
"kalo aku enggak cinta aku ga bakal ngajak kamu nikah dong"
"jadi kamu nikah sama aku cuma karna cinta?"
"cinta udah mencakup segalanya, kan? kasih sayang, perlindungan.."
"jadi hanya dengan modal cinta kamu bisa membina bahtera rumah tangga?"
"why not?"
aku kembali menghela nafas. agak dalam. kubiarkan suasana sepi menggigit.
"cinta ga cukup" ujarku lalu, karena tak lama ayahku memanggil.

"yah.."
"anakku.. kemarilah"
"kenapa yah? ayah belum apa-apa kok udah kangen sama aku?"
ayah hanya tersenyum simpul. aku merasakan dadaku membuncah. tangisku meledak.
"kok kamu belum apa-apa udah nangis?"
kami berdua terdiam. membeku.
"kamu tau nggak?"
"tau apa?" aku mengusap air mata perlahan agar riasanku tidak rusak.
"ayah mau ngomong sesuatu sama kamu"
"ya udah ayah ngomong lah.. aku bakal dengerin"
"kamu ini anak ayah satu satunya"
"ah ayah, yang penting dikit dong! aku juga tau itu yah.."
"kamu perempuan. dan ayah udah jadi ayah sekaligus ibu buat kamu selama 16 tahun lebih 3 hari." kemudian ayah tertawa.
aku hanya tersenyum, enggan mengingat kematian tragis bunda ku.
"ayah udah susah payah banting tulang buat kamu, buat ngasih makan kamu, nyelesaiin sekolah kamu sampai udah jadi dokter, dan sekarang semuanya ilang dalam sekejap saat kamu akan jadi nyonya.. anak ayah udah besar sekarang. terus ayah ditinggal sendiri, soalnya sekarang anak ayah udah diambil orang.."
aku tau, ayah menahan tangisnya. aku tau.
"ayah kok ngomongnya gitu sih.. ayah gak seneng aku nikah?"
"ayah ni munafik, nak.."
"how comeeeee yah? ayah ngawur ah.. ayah jangan bikin aku pikiran!"
"ayah nampak ikhlas di luar. tadi pagi ayah nikahin kamu dengan perasaan berat."
"ayah!!!!!!!!!" air mataku bercucuran. sekarang aku mulai tidak perduli dengan riasanku.
"ssshhhtt.. jangan teriak! kamu pasti udah mikir yang enggak enggak deh!"
"abisnya ayah gitu sih"
"tapi ayah sayang kamu nak. makanya ayah bisa mencoba lapang dada melepasmu. pokoknya asal kamu senang dan mantep sama pilihanmu, ayah bakal tetep ngedukung kamu."
"aku juga sayang ayah."
"udah jangan nangis lagi ya cantiknya ayah"
aku hanya bisa beranjak. sekali lagi aku menyeka air mataku dan kembali masuk ke dalam ruang dandan.

"ayah ngomong apa sayang? mata kamu sembep tuh!"
"gak ngomong apa apa.."
"kamu yakin?"
aku diam. namun diam diam aku berkata dalam diam.
"kamu bodoh! harusnya tanpa kamu tanya pun kamu tau!"
"cinta ga cukup buat pernikahan. memangnya apalagi yang dibutuhkan?"
"pengertian, tanggung jawab, kerja keras, konsekuensi, kerja sama"
"kok gitu?"
"iya lah. kita harus saling mengerti dan bekerja sama karena kita dua mahluk berbeda. bertolak belakang. kita juga harus tanggung jawab dengan tugas dan kewajiban kita masing masing. dan kita juga harus ngerti apa konsekuensi yang kita dapet kalo kita nggak bertanggung jawab sama tugas kita. kerja keras, kita butuh itu karena gak selamanya menikah itu penuh dengan masa indah. ada kalanya pernikahan itu sedikit 'oleng' karena pertengkaran pertengkaran, yang kadang, bermula dari masalah sepele. butuh kerja keras untuk tak menjadi egois satu sama lain dan bersikap dingin agar masalah cepat terselesaikan."
"wow"
"kadang aku berpikir betapa bodohnya orang orang yang memilih bercerai dengan alasan sudah tidak satu pemikiran lagi, sudah tidak ada kecocokan, sudah beda tujuan. yang ada sebenarnya mereka sudah bosan dengan pasangannya tadi"
"memangnya kenapa?"
"kita menikah itu ya karena kita berbeda. kita menikah karena berasal dari ketidakcocokan. menikah itu menyelaraskan tujuan dan pemikiran. menggabungkan dua insan menjadi satu. perbedaan diciptakan bukan untuk disamakan, tetapi untuk saling mengisi. do you agree with me?"
" i couldnt agree more, honey.."
"i am not a bee so stop calling me honey"
"okay sweety"
"im not sugar also."
dia mengecup bibirku.

tiba tiba terdengar jeritan dari arah luar. aku tersentak. aku lari dari pelukan lelakiku, keluar, dan mendapati ayah, ya ayahku yang beberapa saat yang lalu sedang berbicara denganku, jatuh, terkapar, dengan bibir pucat, dihari pernikahanku.
aku seperti merasakan setengah nyawaku diambil oleh malaikat maut.
aku tak perduli dengan gaun indahku, dengan riasan menakjubkanku, dengan untaian permata imitasi dan sekelompok mawar putih diatas kepalaku. aku mau ayahku kembali!

"ayah tega"
"sabar sayang.." dia mengusap lenganku
"ayah tega. tega tega tega!! bahkan ayah nggak ngasih aku kesempatan buat nunjukin cucu ayah."
"kamu gak boleh gitu. ayah udah dapet tempat terbaiknya.."
"kamu bisa ngomong gitu karena kamu enggak ngerasain apa yang aku rasain!"
"hah? kamu ini sembarangan. aku ngerasain apa yang kamu rasain! beliau udah aku anggep ayah aku sendiri! kamu jangan aneh!"

aku terjatuh, diatas pusara ayahku, setelah 23 hari ayah koma, dirumah sakit, tepat dihari dimana aku mengetahui diriku hamil cucu ayah yang pertama.

dan aku terbangun.

aku mendapati diriku diatas kasur empuk. dengan baju yang sama seperti yang ku pakai saat aku pulang fitting baju pengantin yang terakhir kali sebelum aku menikah. aku mencari handphone ku. memencet nomor lelakiku, berharap dirinya belum tertidur, atau minimal terbangun dan mengangkat teleponku.

"halo sayang? kenapa?"
"another nightmare"
"my gosh honey.. kamu pasti kecapean ya?"
"enggak tau, mimpinya kerasa nyata banget buat aku. aku takut."
"c'mon honey, everything is gonna be okey. take a deep breath baby.. kamu kecapean mungkin. aku perlu kesana buat nemenin kamu?"
"enggak sayang, makasih. kamu juga pasti capek banget kan?"
"yaudah kalo gitu. bobo lagi ya dear. nice dream. muah"
"love you"

orang diseberang sana memutuskan sambungan. aku berusaha mencari nomor ayah.

ayah..

"huaaaaaaahm.. halo?"
"ayah"
"loh, anak ayah kenapa belom tidur hari gini?"
"mimpi buruk yah, aku kebangun"
"baca doa nak, minum air, abis itu bobo lagi yah"
"yah,"
"apa lagi?"
"janji ya gak akan ninggalin aku?"
"kan kamu mau punya penggantinya ayah, jangan takut kehilangan ayah.."
"ayah gak akan pernah terganti buat aku"
"kamu munafik.. sama kayak ayahmu ini.."
"ayah, janji ya!"
"ayah gak akan pernah berjanji buat ha yang ini"
"aku sayang ayah"
"ayah juga sayang kamu nak.. melebihi nafas ayah sendiri"
"ayah besok aku mau nikah."
"emangnya kenapa?"
"ayah nikahin aku ya"
"memangnya sapa agi yang mau nikahin anak jelek kayak kamu kalo bukan bapaknya sendiri?"
"haha ayah ngelawak"
"yaudah, kamu tidur ya, ayah ngantuk. bisa bisa besok bukannya baca akad nya malah baca doa mau makan lagi"
"ye, ayah ga lucu"
"huaaaahm, yaudah ya"

sambungan terputus.

jangan pernah tinggalin aku yah. biarpun hanya dalam mimpi.

3 comments:

m1zz_zz said...

bagus bgt sunnn

di tunggu lanjutannya yua

Anonymous said...

Bagus Sun meski gimana gitu.. Ini masih ada hub. sama hari ayah ya? Siapa sih yg netapin tuh hari? :-/

Oh ya, hei tampilan baruu nih..

Sunnia said...

kayla: thanks.. oke :)
eja: gimana gitunya tuh gimana? :D mmm, ngga dlm menyambut hari ayah ko, terinspirasi dr status temen dan pengalaman pribadi :D
yaaa template bawuuu :P