Thursday, July 25, 2013

A 2-Years-Unfinished-Story. On Process.

11 November

00.14

aku pulang ke rumah dg setumpuk perasaan lelah. ini sudah seperempat jam dr tengah malam. rumah sepi. mbok nah sudah dipeluk pangeran mimpi. ibu pun begitu. kamarnya yg tdk terkunci memudahkanku msk ke dalam. selimutnya berantakan. aku membenahi tatanan selimut ibu. ah.. melihat wajah sendu. itu aku jadi tak tahan untuk tak menciumnya. aku mendekatkan wajahku kearah wajah ibu. kukecup keningnya, lalu dengan berjingkat pelan, aku berjalan keluar.

00.20

aku naik ke kamar yang sudah tdk pantas d sebut kamar. bagaimana tidak? 3 hari tak kusentuh kamarku. sampai rumah selalu diatas tengah malam. bangun sebelum subuh dan jalan ke kantor saat iqamat bergema. ya, sebagai org pinggiran jakarta yg bekerja di pusat kota, hal yg demikian itu sdh biasa. mimpiku kelak, punya rumah dekat kantor, hidup bahagia bersama istri dan anak2ku nantinya, tanpa perlu terganggu dg keadaan pulang-larut-malam-berangkat-sangat-pagi. aku pun tak tahan. bagaimana aku bs tdur saat kasurku tertutup berkas data dan koper? aku memutuskan untuk merapikan kamarku. sekedar saja. asal agar aku bs merebahkan tubuh dg nyaman. aku pun mulai membenahi susunan benda dikamarku. setelah itu baru aku menumpuk berkas data yg berserakan beserta koper yg ada. satu persatu berkas kumasukkan, sampai kutemukan secarik kertas kecil, putih pudar, diantara tumpukan berkas data. kuamati kertas tadi. pikiranku terbang kesana kemari berusaha mengingat kertas apa ini. seingatku, aku tdk pernah meletakkan kertas selain berkas data diatas kasurku. ya.. seingatku. namun ingatan manusia kadang khilaf, bukan?

jangan lupa, 10 november, 18.30, pizza hut. xoxo.

aku tersentak. 10 november jatuh pd hari ini!! bagaimana bs aku kembali lupa dg hari ini? aku segera mencari ponselku. great, i got my phone turned off when i need it so damn much. segera aku berlari kearah telepon rumah. memencet nomer ponsel seorang gadis -yg bs kupastikan sedang penuh amarah dan nafsu mencaci-maki habis diriku-.

tuut.. tuut..
yah, katakan saja dia kuno atau apapun, dijaman yg sudah modern ini dia tetap memilih untuk tidak berlangganan nada sambung apapun. "buang-buang jatah pulsa aja. lagipula, apa kerennya?" begitu jawabannya saat kutanya mengapa dirinya tidak menggunakan nada sambung pd ponselnya.

terdengar suara dr seberang sana seseorang mengangkat tlp ku. dadaku berdegup kencang, khawatir dengan sisi liarnya yg tdk dpt diprediksi disaat2 seperti ini. aku diam sejenak. menunggu reaksinya. sial.. dia menungguku 'memulai' semuanya. seolah2 ingin mempertegas bhw akulah sang penjahat.

"marlita?"

hening.

"sorry for not coming tonight. aku bener2 lupa. please forgive me.."

"u just say sorry? it had been 3 times and you just say sorry? u suck. really"

"kalo ak ga ada urusan aku pasti dtg marlita! aku lagi sibuk bgt tadi"

"kapan sih idupmu ga sibuk? aku kan gada artinya. aku uda ngasih kamu kesempatan dua kali 2 taun kmaren. and u did it again. this is our 3rd anniversary ton!"

"i know i know! we'll make a great dinner next time ok?"

"but it would be different."

"apa bedanya?"

"apa bedanya? KAMU TANYA APA BEDANYA?"

suaranya meninggi. kalau sudah begini, selanjutnya ia akan terisak dan menangis. ya, tangisannya maut. aku tdk tahan untuk tdk merasa sangat amat bersalah mendengarnya. aku tdk peduli dengan pleonasme yg kubuat. tp memang kenyataannya. sangat-amat-bersalah.

"marlita.. please.. i know u r disappointed.. tp maafin aku. kumohon."

"kamu gatau apa ton, lagi2 aku harus menutup mlmku dengan perasaan kecewa. kecewa krn kamu lagi2 lupa dg janji mu. oke, janji kita berdua. aku pikir kemarahan hebatku taun kmarin cukup bikin kamu jera dan dtg di hari jadi kita yg ke-3. 3 bulan lagi kita married ton, tapi kamu bkin aku kecewa."

"bukanny krn bulan depan kita nikah kamu harusny ngertiin aku? harusny kamu maklum."

"dasar cowo ya! gimana kamu bisa ngurus hal" gede kalo hal" sepele aja kamu lupain gini?"

"marlitaa.. please.. i've told you i'm sorry. from my deepest heart.."

"udah lah ton. jangan hubungin aku dulu. aku butuh waktu buat sendiri dulu. sori."

telepon pun ditutup, tanpa sempat kuberucap. aku mendesah, kekesalanku memuncak. dasar cewek!! ngertiin dikit harusnya dong kalo aku juga cari uang buat dia ntar!!
aku pun merebahkan diriku diatas kasur yang sudah rapi, mencoba memejamkan mata, dan melupakan semua yang sudah terjadi malam ini.


---

10 November

20.30

anton sialan!! dipikirnya aku bakal maafin dia lagi setelah 2 tahun berturut-turut dia mencampakkan janjinya, oke, janji kita, untuk ngerayain hari jadi kita setiap tahunnya. awalnya aku mikir dia bakalan jera setelah aku marahin abis-abisan saat dia ga dateng tahun kemarin. apa susahnya sih dateng? kita ga bakal lama juga kan? paling cuma makan, ngobrol, bercanda, mengenang apaan aja yang udah terjadi dalam kurun waktu 3 tahun bersama, suatu hal yang udah lama banget nggak aku dapetin dari dia. sekarang ini dia sibuknya kerja kerja kerja dan kerja. pacaran aja sekalian dia sama kertas tuh!! sebellll!! sekarang aku harus pulang setelah 2 jam di pizza hut sendirian kayak orang bego, ditemenin sama satu pan pizza american favorite size large yang aku abisin semua saking keselnya aku sama anton. aku juga udah ngabisin sebungkus mild yang aku beli di warung sebelah pizza. aku bela-belain pindah ke smooking area nya pizza. ak naik ke mobil dan aku banting pintunya. ga aku sadari, aku nangis.

20.50

aku masih di daerah casablanca. macet banget, dan ini bikin mood ku 100% tambah buruk. mataku udah sembep gara gara tadi nangis, penampilanku udah acak-acakan banget. kalo udah kayak gini, rasanya aku pengen banget ngamuk-ngamuk. aku ambil ponselku, memencet nomer yang sudah sangat ku hapal. bukan anton tentunya. aku menelepon vivi, sahabatku dari sma.

♫ ibu ibu bapak bapak siapa yang punya anak ♫

arghhhh!! RBT itu bikin kepalaku makin pening aja!! udah aku bilang sama vivi jangan pernah lagi pake nada sambung itu tapi dia ngeyel aja!! alesannya dia bilang dia nggak ngerti gimana cara berhenti langganan nada sambung. tau begitu dari awal aja sekalian dia nggak berlangganan. gak ada manfaatnya masang RBT. sama aja kayak anton saat dia tanya kenapa aku nggak pernah mau menggunakan nada sambung. dia sempat maksa aku buat pake RBT yang sama. aku bilang aku nggak akan pernah pake RBT. buang-buang jatah pulsa aja. nah kan, kenapa aku jadi inget si anton lg?!

"halo, kenapa mar?"
"vi dimana?"
"rumah, kenapa?"
"jalan yok. gue jemput sekarang"
"hah? orang gila. jam berapa ini mar? gw ngantuk, cape, butuh tidur buat nge-charge tenaga. roman-romannya baru berantem lg nih ma si kunyuk anton"
"pleaseee vi, dont you ever spell his name in front of me. gue muak sama dia. please vi.. lo tega apa ninggalin gue dalam keadaan terpuruk gini?"
"lo ke rumah gue aja deh. kita party di rumah. sekalian si tina tadi nginep rumah gue. oke dear?"
"oke gue menuju rumah lo."

telepon pun terputus. aku segera menginjak gas setelah macet mereda.

21.07

rumah vivi jadi diskotik sementara. suara lagu dugem menggema, sengaja dilakukan oleh sang tuan rumah sendiri. aku udah siap dengan rok super mini punya vivi dan tanktop super tipis punya tina, sedang vivi dan tina sendiri hanya mengenakan piyama tidur mereka. aku berdiri diatas meja berkaki pendek punya vivi, goyangin badan ke kanan ke kiri sesuai dengan irama lagu yang lagi diputar........


Cerita ini belum kelar dari dua taun yang lalu, dan bikin gue kangen buat nulis lagi. To be continued. :)

No comments: