sudah ku bilang aku kecewa, dan kekecewaan itu makin menjadi-jadi saat ini, tepat disaat hujan mengguyur ibukota, disaat langit menjadi kelabu, dan disaat kesendirian menyelimuti,
disaat diriku menemukan secarik prosa cinta yang kau buat untuknya.
kalian boleh sebut aku bodoh, pengharap, dan apapun yang kalian mau, karena memang itu kenyataannya. aku tidak pernah bertemu kau sekalipun, aku hampir tidak pernah berbicara secara langsung, tapi anehnya, kau mengambil posisi itu untuk pertama kalinya, dan sampai saat ini, sekedar kau tau saja, posisimu tak mau juga lengser.
apa aku salah telah berharap sesuatu yang lebih dari dirimu, wahai bulan?
No comments:
Post a Comment